assalamualaikum..=)
sebagaimana yang kita tahu dari segi bahasa, Islam berasal dari kata aslama yang berakar dari kata salama. Kata Islam merupakan bentuk mashdar (infinitif) dari kata aslama ini.
الإسلام مصدر من أسلم يسلم إسلاما
Ditinjau dari segi bahasanya yang dikaitkan dengan asal katanya, Islam memiliki beberapa pengertian, diantaranya adalah:
1. Berasal dari ‘salm’ (السَّلْم) yang berarti damai.
Dalam al-Qur’an Allah SWT berfirman (QS. 8 : 61)
وَإِنْ جَنَحُوا لِلسَّلْمِ فَاجْنَحْ لَهَا وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
“Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kata ‘salm’ dalam ayat di atas memiliki arti damai atau perdamaian. Dan ini merupakan salah satu makna dan ciri dari Islam, yaitu bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada perdamaian.
Dalam sebuah ayat Allah SWT berfirman : (QS. 49 : 9)
وَإِنْ طَائِفَتَانِ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ اقْتَتَلُوا فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا فَإِنْ بَغَتْ إِحْدَاهُمَا عَلَى الأُخْرَى فَقَاتِلُوا الَّتِي تَبْغِي
حَتَّى تَفِيءَ إِلَى أَمْرِ اللَّهِ فَإِنْ فَاءَتْ فَأَصْلِحُوا بَيْنَهُمَا بِالْعَدْلِ وَأَقْسِطُوا إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُقْسِطِينَ
“Dan jika ada dua golongan dari orang-orang mu'min berperang maka damaikanlah antara keduanya. Jika salah satu dari kedua golongan itu berbuat aniaya terhadap golongan yang lain maka perangilah golongan yang berbuat aniaya itu sehingga golongan itu kembali kepada perintah Allah; jika golongan itu telah kembali (kepada perintah Allah), maka damaikanlah antara keduanya dengan adil dan berlaku adillah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.”
Sebagai salah satu bukti bahwa Islam merupakan agama yang sangat menjunjung tinggi perdamaian adalah bahwa Islam baru memperbolehkan kaum muslimin berperang jika mereka diperangi oleh para musuh-musuhnya.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman: (QS. 22 : 39)
أُذِنَ لِلَّذِينَ يُقَاتَلُونَ بِأَنَّهُمْ ظُلِمُوا وَإِنَّ اللَّهَ عَلَى نَصْرِهِمْ لَقَدِيرٌ
“Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu.”
2. Berasal dari kata ‘aslama’ (أَسْلَمَ) yang berarti menyerah.
Hal ini menunjukkan bahwa seorang pemeluk Islam merupakan seseorang yang secara ikhlas menyerahkan jiwa dan raganya hanya kepada Allah SWT. Penyerahan diri seperti ini ditandai dengan pelaksanaan terhadap apa yang Allah perintahkan serta menjauhi segala larangan-Nya. Menunjukkan makna penyerahan ini,
Allah berfirman dalam al-Qur’an: (QS. 4 : 125)
وَمَنْ أَحْسَنُ دِينًا مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْرَاهِيمَ خَلِيلاً
“Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.”
Sebagai seorang muslim, sesungguhnya kita diminta Allah untuk menyerahkan seluruh jiwa dan raga kita hanya kepada-Nya. Dalam sebuah ayat Allah berfirman: (QS. 6 : 162)
قُلْ إِنَّ صَلاَتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
“Katakanlah: "Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam.”
Karena sesungguhnya jika kita renungkan, bahwa seluruh makhluk Allah baik yang ada di bumi maupun di langit, mereka semua memasrahkan dirinya kepada Allah SWT, dengan mengikuti sunnatullah-Nya. Allah berfirman: (QS. 3 : 83) :
أَفَغَيْرَ دِينِ اللَّهِ يَبْغُونَ وَلَهُ أَسْلَمَ مَنْ فِي السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ طَوْعًا وَكَرْهًا وَإِلَيْهِ يُرْجَعُون
“Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah berserah diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.”
Oleh karena itulah, sebagai seorang muslim, hendaknya kita menyerahkan diri kita kepada aturan Islam dan juga kepada kehendak Allah SWT. Karena insya Allah dengan demikian akan menjadikan hati kita tentram, damai dan tenang (baca; mutma’inah).
3. Berasal dari kata istaslama–mustaslimun (اسْتَسْلَمَ - مُسْتَسْلِمُوْنَ): penyerahan total kepada Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 37 : 26)
بَلْ هُمُ الْيَوْمَ مُسْتَسْلِمُونَ
“Bahkan mereka pada hari itu menyerah diri.”
Makna ini sebenarnya sebagai penguat makna di atas (poin kedua). Karena sebagai seorang muslim, kita benar-benar diminta untuk secara total menyerahkan seluruh jiwa dan raga serta harta atau apapun yang kita miliki, hanya kepada Allah SWT. Dimensi atau bentuk-bentuk penyerahan diri secara total kepada Allah adalah seperti dalam setiap gerak gerik, pemikiran, tingkah laku, pekerjaan, kesenangan, kebahagiaan, kesusahan, kesedihan dan lain sebagainya hanya kepada Allah SWT. Termasuk juga berbagai sisi kehidupan yang bersinggungan dengan orang lain, seperti sisi politik, ekonomi, pendidikan, sosial, kebudayaan dan lain sebagainya, semuanya dilakukan hanya karena Allah dan menggunakan manhaj Allah.
Dalam Al-Qur’an Allah berfirman (QS. 2 : 208)
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلاَ تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu.”
Masuk Islam secara keseluruhan berarti menyerahkan diri secara total kepada Allah dalam melaksanakan segala yang diperintahkan dan dalam menjauhi segala yang dilarang-Nya.
4. Berasal dari kata ‘saliim’ (سَلِيْمٌ) yang berarti bersih dan suci.
Mengenai makna ini, Allah berfirman dalam Al-Qur’an (QS. 26 : 89):
إِلاَّ مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِي
مٍ
“Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih.”
Dalam ayat lain Allah mengatakan (QS. 37: 84)
إِذْ جَاءَ رَبَّهُ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
“(Ingatlah) ketika ia datang kepada Tuhannya dengan hati yang suci.”
Hal ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang suci dan bersih, yang mampu menjadikan para pemeluknya untuk memiliki kebersihan dan kesucian jiwa yang dapat mengantarkannya pada kebahagiaan hakiki, baik di dunia maupun di akhirat. Karena pada hakekatnya, ketika Allah SWT mensyariatkan berbagai ajaran Islam, adalah karena tujuan utamanya untuk mensucikan dan membersihkan jiwa manusia.
Allah berfirman: (QS. 5 : 6)
مَا يُرِيدُ اللَّهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ حَرَجٍ وَلَكِنْ يُرِيدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهُ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
“Allah sesungguhnya tidak menghendaki dari (adanya syari’at Islam) itu hendak menyulitkan kamu, tetapi sesungguhnya Dia berkeinginan untuk membersihkan kamu dan menyempurnakan ni`mat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
5. Berasal dari ‘salam’ (سَلاَمٌ) yang berarti selamat dan sejahtera.
Allah berfirman dalam Al-Qur’an: (QS. 19 : 47)
قَالَ سَلاَمٌ عَلَيْكَ سَأَسْتَغْفِرُ لَكَ رَبِّي إِنَّهُ كَانَ بِي حَفِيًّا
Berkata Ibrahim: "Semoga keselamatan dilimpahkan kepadamu, aku akan meminta ampun bagimu kepada Tuhanku. Sesungguhnya Dia sangat baik kepadaku."
Maknanya adalah bahwa Islam merupakan agama yang senantiasa membawa umat manusia pada keselamatan dan kesejahteraan. Karena Islam memberikan kesejahteraan dan juga keselamatan pada setiap insan.
ISTILAH
Adapun dari segi istilah, (ditinjau dari sisi subyek manusia terhadap dinul Islam), Islam adalah ‘ketundukan seorang hamba kepada wahyu Ilahi yang diturunkan kepada para nabi dan rasul khususnya Muhammad SAW guna dijadikan pedoman hidup dan juga sebagai hukum/ aturan Allah SWT yang dapat membimbing umat manusia ke jalan yang lurus, menuju ke kebahagiaan dunia dan akhirat.’
Definisi di atas, memuat beberapa poin penting yang dilandasi dan didasari oleh ayat-ayat Al-Qur’an. Diantara poin-poinnya adalah:
1. Islam sebagai wahyu ilahi (الوَحْيُ اْلإِلَهِي)
Mengenai hal ini, Allah berfirman QS. 53 : 3-4 :
وَمَا يَنْطِقُ عَنِ الْهَوَى * إِنْ هُوَ إِلاَّ وَحْيٌ يُوحَى
“Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Al Qur'an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)."
2. Diturunkan kepada nabi dan rasul (khususnya Rasulullah SAW) (دِيْنُ اْلأَنْبِيَاءِ وَالْمُرْسَلِيْنَ)
Membenarkan hal ini, firman Allah SWT (QS. 3 : 84)
قُلْ آمَنَّا بِاللَّهِ وَمَا أُنْزِلَ عَلَيْنَا وَمَا أُنْزِلَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ وَيَعْقُوبَ وَالأَسْبَاطِ وَمَا أُوتِيَ مُوسَى وَعِيسَى وَالنَّبِيُّونَ مِنْ رَبِّهِمْ لاَ نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْهُمْ وَنَحْنُ لَهُ مُسْلِمُونَ
“Katakanlah: "Kami beriman kepada Allah dan kepada apa yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma`il, Ishaq, Ya`qub, dan anak-anaknya, dan apa yang diberikan kepada Musa, `Isa dan para nabi dari Tuhan mereka. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun di antara mereka dan hanya kepada-Nya-lah kami menyerahkan diri."
3. Sebagai pedoman hidup (مِنْهَاجُ الْحَيَاةِ)
Allah berfirman (QS. 45 : 20):
هَذَا بَصَائِرُ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
"Al Qur'an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakini."
4. Mencakup hukum-hukum Allah dalam Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah SAW (أَحْكَامُ اللهِ فِيْ كِتَابِهِ وَسُنَّةُ رَسُوْلِهِ)
Allah berfirman (QS. 5 : 49-50)
وَأَنِ احْكُمْ بَيْنَهُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ وَلاَ تَتَّبِعْ أَهْوَاءَهُمْ وَاحْذَرْهُمْ أَنْ يَفْتِنُوكَ عَنْ بَعْضِ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ إِلَيْكَ فَإِنْ تَوَلَّوْا فَاعْلَمْ أَنَّمَا يُرِيدُ اللَّهُ أَنْ يُصِيبَهُمْ بِبَعْضِ ذُنُوبِهِمْ وَإِنَّ كَثِيرًا مِنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ * أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
“Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik. Apakah hukum Jahiliyah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?”
5. Membimbing manusia ke jalan yang lurus. (الصِّرَاطُ الْمُسْتَقِيْمُ)
Allah berfirman (QS. 6 : 153)
وَأَنَّ هَذَا صِرَاطِي مُسْتَقِيمًا فَاتَّبِعُوهُ وَلاَ تَتَّبِعُوا السُّبُلَ فَتَفَرَّقَ بِكُمْ عَنْ سَبِيلِهِ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.”
6. Menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.(سَلاَمَةُ الدُّنْيَا وَاْلآخِرَةِ)
Allah berfirman (QS. 16 : 97)
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثَى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهُ حَيَاةً طَيِّبَةً وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ أَجْرَهُمْ بِأَحْسَنِ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.
Referensi:
Marifatul Islam By. Rikza Maulan, Lc., M.Ag.
Mahad Tarbiyah CIlincing
Bahan Bacaan:
- Hadiri, Khairuddin. Klasifikasi Kandungan Al-Qur’an. Cet. V – 1996 / 1417 H. Jakarta : Gema Insani Press.
- Hawwa, Sa’id. Al-Islam. (Terj. Oleh Abu Ridha dan AR Shaleh Tamhid) Cet. I – 2000. Jakarta : Al-I’tisham Cahaya Umat.
- Zaidan, Abdul Karim. Ushul al-Da’wah. Cet. V – 1996/ 1417 H. Beirut – Libanon : Mu’assasatur Risalah.
- CD. ROM. Al-Qur’an 6.50 & Al-Hadits. Syirkah Sakhr li Baramij al-Hasib (1991 – 1997).
- CD. ROM. Mausu’ah Ulama’ al-Islam; Dr. Yusuf al-Qardhawi ; al-Fiqh wa Ushulih. Al-Markaz al-Handasi lil Abhas al-Tatbiqiyah.
- CD. ROM. Mausu’ah al-Hadits al-Syarif 2.00 (Al-Ishdar al-Tsani). Syirkah al-Baramij al-Islamiyah al-Dauliyah.
Huhu tu baru mukadimah..belom masuk tajuknya lagi…
Ok now straight to the titik la ye kebanyakkan org y menganut Islam ni adlah krna hobi atau kerana merkea dilahirkan dlm keadaan muslim. Tetapi pada hakikkatnya mereka tidak paham erti penggabungan diri mereka ke dalam agama islam. Mereka juga x tahu tuntutan dari penggabungan diri mreka kedlm agama Islam ini. Penggabungan diri ke dalam agama Islam merupakan penggabungan yang betul dan hakiki…
Pengabungan diri ke dalam Islam bukanlah pengabungan yang diwarisi, bukan juga penggabungan kerana hobi, bukan penggabungan lahiriah. Tetapi penggabungan yang dimaksudkan ialah penggabungan ke dalam Islam itu sendiri, beriltizam dengan Islam dan menyesuaikan diri dengan Islam dalam semua aspek kehidupan kita.
Selain itu umat islam mestilah menyedari bhwa mreka mmpunyai keperibadian yang tersendiri .berbeza dri org lain, keperibadian yang bukan kanan dan bukan kiri, keperipadian yang asli, sifat2 dan rupa bnetuknya bersumberkan Islam sebagai agama fitrah dan perbezaan ini umat Islam mampu untuk memegang tampuk aliran fikiran dan siasah dunia.
Syarat untuk seseorang itu mengaku Islam sebagai agama yang mengatur hidupnya adalah akidah yang benar dan sah. Akidah itu mestilah sejajar dengan apa yang telah termaktub dalam al-Quran dan sunnah Rasulullah s.a.w. kita mestilah beriman dan mempercayai perkara yang telah diimani dan dipercayai oleh para salafussaleh dan para imam yang telah terbukti kebajikan, kebaikan, ketakwaan dan kefahaman mereka y tepat dan benar mengenai Islam.
Untuk menjadikan akidah kita benar2 diiktiraf sebgai akidah seorang muslim kita mestilah :-
1. Mengimani dan meyakini bhwa pencipta alam sejagat ini ialah Allah S.W.T yang Maha Bijaksana, Maha Mengetahui dan tidak memmerlukan pertolongan orang lain.
*kesemua ini dpt dibuktikan melalui keidahan. Kerapian dan keselarasan alam ciptaan ALLAH S.W.T.
2. Kita mestilah mengimani dan meyakini bahawa Alllah S.W.T tidak mencipta alam ini tanpa tujuan atau utk bermain-main shja, kerana perbuatan sia-sia dan main-main yang tidak mempunyai tujuan itu tidak layak bagi ALLAH S.W.T yang bersifat dengan sifat2 kesempurnaan.
3. Kitta mestilah mengimani n meyakini bhawa ALLAH S.W.T telah mengutuskan para rasul dan mnurunkan kitab untuk tujuan mengajar manusia mengenal Allah S.W.T dan memberitahu mereka tentang matlamat kewujudan mereka didunia ini dan keman akhirnya penghidupan mereka.
*kita mestilah beriman bahawa nabi Muhammad s.a.w adalah rasul yang terakhir dari para rasul yang diutuskan Allah.
4. Kita mestilah mengimani dan meyakini bhwa matlamat hidup manusia dlm kehidupn dunia ini ialah utk mengenal ALLAH sebagaimana sifat2-Nya yang telah diterangkan ALLAH , taat kepada ALLAH dan mengabdikan diri kepada-Nya.
*Allah telah berfirman : “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-Ku. Aku tidak sekali-kali menghendaki rzeki sedikit pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka member Aku makan. Sesungguhnya Allah, Dialah yang Maha Pemurah Rezeki yang menpunyai kekuatan lagi sangat kukuh.” (Adz-Dzaariyaat : 56-58)
5. Kita mestilah mengimani dan meykini bhwa manusia itu dapat dan boleh mencapai kebaikan dan kejahatn melalui daya usahan, ikhtiar dan kehendaknya.
*sesungguhnya kita tidak dpt mencapai kbaikan kecuali dgn taufik dgn pertolongan Allah. Begitu juga kita tidak akan terjerumus ked lm kjahtan kecuali dgn kehendk ALLAH . semua ni dalm izin dan kehendak ALLAH S.W.T
6. Kita mestliah mengimani dan meyakini bhwa syurga adlah blasan dan ganjaran bagi mukmin yang taat dan neraka sebaliknya..
*Allah berfirman : “segolongan masuk syurga dan segolongan masuk neraka.” (Asy-syuura :7)
7. Kita mestilah mengimani dan meyakini bhawa pensyariatan (penciptaan dan penggubalan) undang2 adalh hak mutlak bagi Allah. Syariat dan undang2 Allah ini tidak boleh dilewati atau dilanggar. Satu-satunya yang harus bagi Muslim ialah melakukan jihad untuk mengeluarkan hukum2 dari nas2 syariat Allah dalam lingkungan yang dibenarkan oleh syariat itu sendiri.
*Allah berfirman : “tentang sesuatu apapun kamu berselisih maka keputusannya (terserah) kpd ALLAH (yg menpunyai sifat2 demikian) itulah Tuhanku, kepadaNyalah aku bertawakkal dan kepadNyalah aku kembali.” (Asy-Syuura :10)
8. Kita mestilah mempelajari dan berusaha utk mengetahui nma2 dan sifat2 yang layak bagi ALLAH.
9. Kita mestilah berkeyakinan bhwa pndpt para salafus saleh lebih utama utk diikuti supaya dpt mnyelesaikan permsalahn yang berhubung dgn mslah ta’wil, pembekuan nas dan menyerahkan perkara2 sperti ini kpd ilmu dan pengetahuan Allah.
10. Kita mestilah mengabdikan diri hanya kpd Allah smata-mata tidak mensyirikkn Allah dgn sesuatu.
*kita lakukan kerana menyahut seruan Allah y disampaikan mellui para rasul yang menyeru umat masing2 mengabdikan diri kpada Allah semata-mata dan tidak tunduk kpada selain Allah.
11. Kita hendaklah takut kpd Allah semata-mata dan tidak takut kpd selain dari Allah. *Ketakutan kita kepda Allah itu seharusnya mendorong kita menjauhkan diri dri perkara2 yang dimurkai dan diharamkan Allah.
12. Kita mestilah sentiasa ingt Allah dan sentiasa berzikir menyebut nama Allah.
13. Kita mestilah mencintai Allah dgn kecintaan y menyebabkan hati kita sentiasa menrindui Allah dan sentiasa bergantung kpdNya.
*kecintaan itu akan mendorong kita utuk sentiasa melakukan kebajikan, bekorban dan berjihad pada jalan Allah. Kenikmatan dunia y fana x akan menghalang kita dari melakukan perkara kebajikan.
14. Kita mestilah bertawakal kpada Allah dalam semua urusan.
*ini semua akan membangkitkan dlm diri kita satu kekuatan dan kesedaran roh sehingga kita akan merasakan perkara2 yang berat itu menjdi ringan.
15. Kita mestilah bersyukur kepada Allah atas nikmat dan kurniaanNya y tiada terhingga.
*bersyukur dan berterima kasih adalah sebahagian dari sifat2 beradab santun kpada org yang member nikmat, berlaku baik dan memberikan pengorbanan.
16. Kita mestilah meminta ampun dari Allah dan sentiasa bertaubat (beristighfar) kerana istighfar itu merupakan kifarat bagi segala kesalahan disamping membaharui taubat dan iamn.
*Istighfar juga dapat meniupkan rasa kerehatan dan ketenangan dalam jiwa.
17. Kita mestilah sentiasa dalam keadaan bermuraqabah terhadap Allah, baik dalam keadaan terang atau tersembunyi.
· Firman Allah : “ Tiada pembicaraan rahsia antara tiga orang melainkan Dialah yang keempatnya dan tiada (perbicaraan antara) lima orang melainkan Dialah yang keenam dan tiada (pula) perbicaraan antara (jumlah) yang kurang dari itu atau lebih melainkan Dia ada bersama-sama mereka di mana pun mereka berada, kemudian Dia memberitakan kpd mereka pada hari kiamat (nanti) apa yang telah mereka kerjakan. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (Al-Mujaadilah:7)
~~INDAHNYA HIDUP DENGAN ISLAM ~~
Semaikan Islam dihati..
Tanamkan iman nan suci...
Bajai taqwa setiap hari...
Berbuahlah bahagia hakiki...
1 comment:
terima kasih ana =)
Post a Comment